Welcome to my blog

Rabu, 05 Juni 2013

APF "NOVEL THESEUS"

Apresiasi Prosa Fiksi

Langkah-langkah apresiasi :
1.    Membaca prosa fiksi novel “THESEUS” karya Andre Gide.
2.    Data hasil baca :
a)      Jumlah halaman         : 64 halaman
b)     Jumlah tokoh              : 15 orang
1.      Aku (Theseus), putra raja Aegeus : penurut, pelupa, perkasa, acuh tak acuh, berkemauan tinggi, pemberani, suka tantangan, tak peduli dengan urusan yang telah selesai di masa lalu.
2.      Hippolytus, putra Theseus : acuh tak acuh seperti ayahnya, namun memiliki sifat rendah hati dan sopan.
3.      Aegeus, raja Attika : seorang laki-laki pemurah yang terhormat, pemberi nasehat dan semangat yang luar biasa, selalu menepati janji.
4.      Para penyamun : selalu meresahkan masyarakat Atena dengan cara membunuh, merampok, bengis.
5.      Pirithous, sahabat Theseus : memiliki pemikiran yang cerdik daripada Theseus.
6.      Minos, raja Kreta : baik hati meski awalnya berlagak sombong.
7.      Minotaur, makhluk aneh yang dilahirkan oleh istri Minos yang pernah punya hubungan dengan sapi : tidak berperikemanusiaan.
8.      Permaisuri (Pasiphae), istri raja Minos : penyayang meski gagal menjaga kehormatan dirinya.
9.      Rhadamanthus, saudara raja Minos : menjadi hakim yang adil di Daerah Orang-orang Mati.
10.  Daedalus, teman raja Minos : berperawakan tinggi, haus akan ilmu, dan pintar.
11.  Ariadne, puteri sulung raja Minos : baik, teguh pada pendirian.
12.  Phaedra, puteri kedua raja Minos : baik, mewarisi perangai/sifat buruk ibunya.
13.  Glaukus, putera bungsu raja Minos : sering kecewa.
14.  Ikarus, anak Daedalus : pintar namun hilang akal semenjak keluar dari Labyrinth.
15.  Oedipus, raja Thebes sekaligus sahabat Theseus : perhatian.
c)      Alur                             : alur mundur
d)     Sudut pandang           : tokoh pertama pelaku utama, yang ditandai dengan “Aku”.
e)      Latar  :
                    i.               Latar tempat : hutan, taman, pantai, laut, sekitar istana, Attika, atas kapal, di desa, di kota-kota, di pelabuhan Ammsos, di ibu kota pulau Kreta (Knossus), kamar istana, di bawah ruangan kerajaan, ruang makan, kamar mandi, sebuah arena besar dalam bentuk setengah lingkaran terbuka di dekat laut, di amphitheatre, rumah Daedalus, labyrinth, danau Moris, pulau Naxos, Attena.
                       ii.          Latar waktu : suatu hari, pagi hari, bulan Maret, malam hari, sore keesokan harinya, musim semi, siang hari.
                     iii.          Latar suasana : berkabung, meriah, kekecewaan, kesal, benci, tertekan, tegang, mencekam, iri, cemburu, bahagia, acuh dan sedih.

3.    Hal-hal Menarik
Bagian 1 :   Untuk lebih mengenal dirinya, Aku (Theseus) akan menceritakan kisah hidupnya kepada sang anak (Hippolytus) meski anaknya telah mati. Salah satu kisah tersebut adalah Theseus ingin melakukan apa yang dia mau, tetapi dia tidak bisa melakukan dengan bebas karena Theseus merupakan putra raja. Sehingga dia harus menuruti perintah ayahnya, Aegeus agar bisa memenuhi syarat menduduki takhta.
Bagian 2 :   Dalam permulaan kisahnya, dia telah menghadapi rintangan besar untuk menuju Atena, seperti menaklukkan musuh dan melewati jalan yang penuh bahaya. Namun mengenai soal wanita, Theseus menganggap bahwa mereka itu sumber kekuatan sekaligus kelemahannya.
Bagian 3 :   Awalnya, Theseus ingin mengalahkan Minotaur demi menyelamatkan rakyat Yunani, dengan cara menyamar sebagai korban. Karena kebaikan puteri Ariadne, Theseus menceritakan maksud kedatangannya itu. Dan tidak disangka atas kejujurannya, dia disambut baik dan diundang ke pesta yang diselenggarakan oleh raja Minos.
Bagian 4 :   Setelah pesta usai, raja Minos menguji Theseus untuk memastikan bahwa Theseus benar-benar keturunan dewa Poseidon. Akan tetapi, Theseus tidak menerima usulan raja melainkan membuat usulan sendiri dengan cara menyelam dan mengambil sesuatu dari dasar laut. Dengan cerdiknya, dia mengambil tiga permata yang telah disediakan. Kemudian kembali ke pantai untuk memberikannya kepada permaisuri dan kedua puteri raja.
Bagian 5 :   Permaisuri meminta kepada Theseus agar Theseus tidak membunuh anaknya, Minotaur.
Bagian 6 :   Ariadne memberikan saran kepada Theseus untuk mengetahui cara membunuh Minotaur. Namun Theseus harus menuruti kata-kata Ariadne agar dia tidak celaka. Padahal Theseus sendiri tidak ingin berhutang budi kepada siapapun melainkan kepada dirinya sendiri.
Bagian 7 :   Daedalus memberi saran kepada Theseus agar lebih berhati-hati selama berada di dalam Labyrinth nanti. Karena di Labyrinth itu terdapat suatu asap yang membuat seseorang enggan meninggalkan Labyrinth.
Bagian 8 :   Daedalus memberikan benang kepada Theseus dan menghubungkannya kepada Ariadne selama Theseus berada di dalam Labyrinth agar dia bisa kembali dan menemukan jalan keluar setelah bertarung dengan Minotaur.
Bagian 9 :   Theseus telah berhasil memasuki labyrinth begitu juga sebaliknya dan bisa menaklukkan Minotaur dengan mudah. Apalagi dia masih bisa menggunakan hati nurani dan kesadarannya untuk tidak meninggalkan orang-orang termasuk sahabatnya, Pirithous yang masih berada di dalam labyrinth untuk keluar.
Bagian 10 : Meskipun Ariadnne menyukai Theseus, namun sebenarnya Theseus menyukai adik Ariadne, Phaedra dan ingin membawanya kembali ke Yunani. Karena tidak tahu caranya, Theseus menyampaikan hasratnya kepada Pirithous. Atas pertolongan/ tipu muslihat sahabatnya itu, maka Theseus berhasil membawa Phaedra menuju Yunani.
Bagian 11 : Setelah kembali ke Yunani, Theseus dinobatkan menjadi raja Atena. Untuk menguasai wilayah-wailayah kecil yang sedang terjadi peperangan menjadi damai. Theseus terjun langsung/berbaur dengan masyarakat dan berusaha menyatukannya meski dengan tindak kekerasan sekalipun.
Bagian 12 : Tidak disangka, Phaedra menghianati Theseus yang lebih mencintai Hippolytus, anak Theseus. Karena tidak bisa mengendalikan kehendaknya, Theseus membunuh Hippolytus. Begitu juga dengan Phaedra, dia mati bunuh diri. Akhirnya, Theseus yang telah sebatang kara menerima kedatangan Oidipus, sahabatnya dari Thebes untuk menghabiskan masa tua mereka bersama-sama.


Hal-hal lebih menarik
a.       Bagian 1
b.      Bagian 2
c.       Bagian 3
d.      Bagian 6
e.       Bagian 9
f.       Bagian 11
g.      Bagian 12
Hal-hal paling menarik
a.       Bagian 2
b.      Bagian 3
c.       Bagian 6
d.      Bagian 9
e.       Bagian 11

Kehidupan dan Kepribadian Sang Raja Atena
Sinopsis : Novel ini menceritakan tentang perjalanan hidup tokoh utamanya yaitu Theseus yang merupakan seorang putra raja. Dia tetap menceritakan kisahnya kepada sang anak meski telah meninggal. Dikisahkan perjalanan hidupnya semenjak kecil hingga ia meninggal. Namun dalam perjalanan hidupnya itu, Theseus mengalami tahapan perkembangan kepribadian yang tak sempurna (menyimpang) dalam masa kecilnya. Theseus tidak mampu melewati fase perkembangan kepribadian masa kanak-kanaknya (masa infantile) seperti manusia normal lainnya.
              Hal ini bermula dari didikan ayahnya bernama Aegeus, yang begitu menanamkan  jiwa kepemimpinan serta kewibawaan agar bisa digunakan untuk menjadi seorang pewaris kedudukan ayahnya, Raja Attika. Padahal dalam diri Theseus terjadi sebuah kontradiktif, yaitu di samping ia mengagumi kegagahan ayahnya sebagai seorang raja serta sifat pemurah, terhormat, dan benar-benar sebagai raja yang berwatak, tanpa disadari ia telah menaruh kebencian terhadap ayahnya itu, karena ayahnyalah yang melarang ia bersahabat dengan alam. Padahal dengan begitu dekat dengan alam, ia mampu menjamah benda-benda alam seperti halnya buah-buahan, permukaan batu yang licin, goyangan rumput, serta bulu kuda dan anjing yang menggambarkan atau mengandung satu sifat umum yaitu kelembutan wanita (halaman 6). Yang sebenarnya hal itu begitu ia dambakan setelah sekian lama ia tak merasakan belaian lembut seorang ibu. Didikan keras serta larangan ayahnya merupakan vonis mati bagi imaji erotiknya.
              Kemudian masalah tersebut terus berlanjut saat berada di pulau Kreta, bertemu dengan keluarga kerajaan, bertarung dengan Minotaur di labyrinth, sampai menghadapi kematian orang terdekatnya, yaitu sang ayah (Aegeus), anak (Hippolytus), istri (Phaedra), dan sahabatnya (Oedipus).
              Dari analisis ini, dapat dibuktikan bahwa novel Theseus mengandung pendekatan psikologis. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang berusaha memahami prosa fiksi sebagai kreasi yang tidak dapat dilepaskan dari aspek psikologis, terutama pengarang, pembaca, dan lain-lain. Selain itu, dalam pendekatan ini dapat dipakai psikoanalisis untuk melihat karakter-karakter yang ada dalam novel. Pembaca dapat mengetahui jika novel ini lebih dominan menceritakan kisah hidup sang  tokoh, dari awal hingga akhir.  Sehingga, berikut akan dipaparkan mengenai karakter tokoh utama yang menjadi fokus pembicaraan.
a.       Karakter pemberani dalam diri Theseus ini tampak saat ayahnya menyarankan dirinya untuk menempuh jalan laut yang lebih aman, namun bukanlah Thesesus jika tak menentang bahaya. Theseus dengan keberaniannya memilih jalan darat dengan segala lika-likunya. Baginya, hal itu merupakan kesempatan dirinya dalam memperlihatkan keberaniannya. Hingga dalam perjalanannya ia mampu mengalahkan beberapa penjahat yang mencoba menghadang perjalanannya.
b.      Karakter penuh percaya diri dalam diri Theseus ini tampak saat ia mengakui pada dirinya sendiri bahwa tangan dan hatinya begitu kuat tatkala ia berhasil mengalahkan perampok-perampok yang baginya sangat berbahaya.
c.       Karakter penuh kekuatan dalam diri Theseus tampak saat ia menuruti perintah ayahnya dalam mengangkat batu-batuan besar untuk mencari senjata di bawah tanah (hlm. 6).
d.      Karakter penuh pengabdian kepada manusia dalam diri Theseus tampak saat ia telah menunaikan pengabdiannya dalam membersihkan bumi dari penjahat-penjahat, perampok-perampok serta binatang buas (halaman 9).
e.       Karakter selalu ingin serba sempurna dalam segala usaha dalam diri Theseus ini sebenarnya adalah sifat yang ia warisi dari kakeknya Pittheus. Kata-kata kakeknya seolah telah terpatri dalam jiwanya bahwa tidak cukup manusia itu akan ada, juga tidak cukup akan sudah ada, tapi ia harus mewarisi dan bekerja, sehingga ia merasa bahwa adanya itu belum selesai, dan ia masih tetap sambung menyambung dan perlu disempurnakan (halaman 11).
f.       Karakter penuh ambisi dan perkasa dalam diri Theseus merupakan sifat yang ia warisi dari Herkules, anak bibinya.
g.      Karakter cerdas dalam diri Theseus merupakan sifat yang ia warisi dari kakek dan ayahnya Pittheus dan Aegeus (halaman 11).
h.      Karakter tidak bertanggungjawab dalam diri Theseus tampak saat ia dalam perjalannya menuju Atena, ia bertemu dengan sosok Pyregone yang tinggi dan lemah gemulai lalu Theseus memberinya anak yang bernama Menalip. Namun, Pyregone dan Menalip begitu saja ditinggalkan oleh Theseus supaya ia tak terlambat dalam perjalannya (halaman 12).
i.        Karakter curang dalam diri Theseus tampak saat ia diuji kesaktiannya layaknya dewa Poseidon oleh Raja Minos. Ia mencurangi ujian yang diberikan Raja Minos (halaman  19-20).
j.        Karakter tidak konsisten dalam diri Theseus yang menurutnya sendiri adalah warisan dari Dewa Poseidon yakni perangainya yang tak pernah tetap dalam segala hal. Hal itu juga ditunjukkan Theseus ketika ia tak dapat tetap mencintai seorang wanita.
k.      Karakter tak ingin disaingi ataupun dikalahkan oleh orang lain dalam diri theseus tampak ketika kebenciannya terhadap ayahnya karena ayahnya dianggap telah menyainginya merampas “sosok ibu” dari dirinya lewat larangan bersahabat dengan alam yang secara tidak langsung memutus imaji erotiknya. Hal lain juga tampak saat bayang-bayang ayahnya muncul pada diri anaknya, Hypollitus serta tampak juga saat Theseus merasa disaingi dan dikalahkan oleh sahabatnya sendiri, Oedipus. Ketika Oedipus berada di bumi pertiwinya, Attika, Oedipus yang juga seorang raja Thebes yang dianggapnya akan memiliki Attika juga.
l.        Karakter pengayom pada diri Theseus tampak ketika ia berucap bahwa yang selalu ia jaga adalah kepentingan umum, menjaga keseimbangan dan ketertiban (hlm. 53).
m.    Karakter penakluk pada diri Theseus tampak ketika ia berhasil menaklukkan binatang-binatang buas, perampok-perampok dan penjahat-penjahat.
n.      Karakter angkuh pada dirinya Theseus tampak saat ia mengakuinya sendiri. Berikut kutipan yang menunjukkan bahwa tokoh Theseus memiliki sifat angkuh.
“Kupersembahkan kepada dewa-dewa sebagai tebusan atas apa yang telah kucapai dengan berhasil di samping sifat-sifat angkuh yang kumiliki.”

o.      Karakter teguh hati, tampak ragu-ragu dan pantang mundur tampak saat Daedalus pembuat Labyrinth berkata pada Theseus bahwa Daedalus menyukai Theseus karena keteguhan hati menghadapi sesuatu tujuan tanpa ragu-ragu dan pantang mundur.

              Setelah mengetahui karakter tersebut, diharapkan para pembaca dapat meniru sifat-sifat baik dan menjauhi sifat-sifat buruk dari sang tokoh. Kemudian dapat diaplikasikan untuk diri sendiri maupun orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan agar tercipta sosok yang berjiwa besar dan dapat memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan demi negaranya.


0 komentar:

Posting Komentar